PROMISE
“I promise u, I will stand by ur side…” begitu kata Sarah kepadaku.
Ketika aku sedih, Sarah selalu ada untuk menemaniku dan menghiburku serta memberikan kata – kata semangat dengan harapan agar aku tidak terlarut lebih lama dalam kesedihan yang ku alami.
Sarah, seorang wanita yang ku kenal melalui dunia internet. Walaupun bermula dari sebuah kesalahan yang tidak ku sengaja, aku senang bisa mengenalnya. Saat itu aku sedang duduk di depan komputer untuk “berchating “ ria dengan salah satu sahabatku yang ada di negeri seberang. Tak kusangka pada saat itu aku salah menekan huruf “a” menjadi huruf “s” yang tertera di alamat emailnya.
“Aneh” begitu yang bisa kugambarkan pada diri Sarah. Aku merasa dia tidak seperti wanita biasa. Gaya bicaranya terkesan sangat kasar, penampilannya asal – asalan, dan sedikit malas menurutku. Namun, tidak tau mengapa aku merasa nyaman ketika berbicara padanya.
Mungkin karena dia berpenampilan seadanya, makanya aku juga tidak perlu merasa jaim ketika berbicara padanya.
Sampai suatu hari, aku mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan aku divonis lumpuh oleh dokter. Saat itu juga aku merasa dunia ini berhenti untuk sejenak dan segera berubah menjadi gelap.
“ aku lumpuh… aku tidak bisa berjalan, berlari maupun merangkak lagi..” teriakku dalam hati.
Betapa sakit dan pahitnya kenyataan yang akan menungguku di depan… aku takut untuk meghadapinya. Aku tidak memiliki sedikit pun kekuatan untuk berpikir ke depan.
Kejadian itu merubahku menjadi sosok yang sangat berbeda. Dari seorang yang terbuka menjadi sangat tertutup. Aku tidak mao berbagi dengan sekelilingku karena aku merasa di dunia ini, akulah orang yang paling dikasihani sekarang. Egois kata singkatnya.
Menjalani hari hari yang sulit di kursi roda sudah pasti tidak pernah menjadi bagian mimpi burukku. Untuk membersihakan diriku saja sekarang ini aku harus belajar seperti anak TK.
Tok..Tok..Tok.. ada seseorang mengetuk pintu rumahku. Sarah. Aku melihat dia berdiri di depan rumahku. Gadis yang selama ini menemaniku, kini datang melihat kondisi ketidak berdayaanku.. pikirku.
Sebelum ibu hendak membukakan pintu, aku sudah berpesan padanya agar tidak menerima satupun orang temanku yang datang melihatku.
Dari jendela dalam kamar, aku melihat wajah Sarah yang berjalan dengan penuh kekecewaan.
Sebenarnya aku tidak tega melihatnya begitu, namun aku lebih tidak mao dia melihatku dengan tatapan kasihan.
Hari harus terus berlanjut. Aku tidak bisa mengurung diri di rumah terus. Aku mulai keluar, menatap dan menikmati indahnya matahari seperti kebiasaan yang dulu aku lakukan. Melihat pemadangan di sekeliling.
Mataku berhenti di sebuah sudut, di bawah pohon rindang di sebelah rumahku. Tempat favoritku bersama sarah, aku suka bercanda dengannya di bawah pohon itu. Perlahan tapi pasti aku mendorong kursi rodaku menuju bawah pohon.
Berusaha mengingat sebagian kenangan indahku yang telah berusaha aku lupakan. Ada sesuatu yang aneh pada pohon itu. namun apa?? Aku berpikir lebih keras sambil menatap tajam kea rah pohon.
Ah… dulu pohon ini tidak memiliki lubang sama sekali. Aneh, pikirku. Aku pun mengayuh kursi rodaku lebih cepat untuk melihat lebih jelas.
Benar. Sekarang pohon itu memiliki sebuah lubang di batangnya yang kuat. Rasa penasaran yang masih tersisa membuatku ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan pohon kenanganku.
Aku mulai memasukkan tanganku ke dalam lubang. Aku menemukan beberapa botol – botol kaca di dalamnya. Sepertinya ada seorang yang sengaja memasukkannya kesana. Aku mengangkat botol – botol tersebut dan menarik kertas – kertas yang ada di dalamnya.
* aku akan tetap disisimu, ketika kau membutuhkanku…
* terkadang dalam hidup kita harus berhadapan dengan seorang musuh yang bernama “ musibah”, tetapi kita akan melewatinya ketika kita membawa seorang teman bernama “ percaya diri”
* kehilangan langkah bebasmu, tidak berarti harus kehilangan setiap kesempatanmu yang ada di depan mata.
* tidak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya ketika kita membuat semuanya menjadi sempurna.
* tidak baik bagi kita apabila terus memandang ke langit, sekali – kali coba pandanglah ke bawah, maka kita akan mensyukuri segalanya.
* setiap orang di lahirkan menjadi pemenang.
*……….
“botol semangat” mungkin itulah yang ingin di berikan Sarah padaku. Selama ini ternyata Sarah terus memberikanku dukungan, dia tidak pernah meninggalkanku. Dia terus berharap aku dapat kembali seperti semula, menjadi orang yang selalu semangat dan penuh harapan..
Kukayuh kursi rodaku secepat pembalap internasional, aku menemukan kembali semangatku. Begitu masuk ke dalam rumah, aku segera memutar no telepon yang selama ini sangat inginku hubungi. Seorang wanita yang telah membuatku menyadari bahwa segalanya belum berakhir.
“I promise u, I will stand by ur side…” begitu kata Sarah kepadaku.
Ketika aku sedih, Sarah selalu ada untuk menemaniku dan menghiburku serta memberikan kata – kata semangat dengan harapan agar aku tidak terlarut lebih lama dalam kesedihan yang ku alami.
Sarah, seorang wanita yang ku kenal melalui dunia internet. Walaupun bermula dari sebuah kesalahan yang tidak ku sengaja, aku senang bisa mengenalnya. Saat itu aku sedang duduk di depan komputer untuk “berchating “ ria dengan salah satu sahabatku yang ada di negeri seberang. Tak kusangka pada saat itu aku salah menekan huruf “a” menjadi huruf “s” yang tertera di alamat emailnya.
“Aneh” begitu yang bisa kugambarkan pada diri Sarah. Aku merasa dia tidak seperti wanita biasa. Gaya bicaranya terkesan sangat kasar, penampilannya asal – asalan, dan sedikit malas menurutku. Namun, tidak tau mengapa aku merasa nyaman ketika berbicara padanya.
Mungkin karena dia berpenampilan seadanya, makanya aku juga tidak perlu merasa jaim ketika berbicara padanya.
Sampai suatu hari, aku mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan aku divonis lumpuh oleh dokter. Saat itu juga aku merasa dunia ini berhenti untuk sejenak dan segera berubah menjadi gelap.
“ aku lumpuh… aku tidak bisa berjalan, berlari maupun merangkak lagi..” teriakku dalam hati.
Betapa sakit dan pahitnya kenyataan yang akan menungguku di depan… aku takut untuk meghadapinya. Aku tidak memiliki sedikit pun kekuatan untuk berpikir ke depan.
Kejadian itu merubahku menjadi sosok yang sangat berbeda. Dari seorang yang terbuka menjadi sangat tertutup. Aku tidak mao berbagi dengan sekelilingku karena aku merasa di dunia ini, akulah orang yang paling dikasihani sekarang. Egois kata singkatnya.
Menjalani hari hari yang sulit di kursi roda sudah pasti tidak pernah menjadi bagian mimpi burukku. Untuk membersihakan diriku saja sekarang ini aku harus belajar seperti anak TK.
Tok..Tok..Tok.. ada seseorang mengetuk pintu rumahku. Sarah. Aku melihat dia berdiri di depan rumahku. Gadis yang selama ini menemaniku, kini datang melihat kondisi ketidak berdayaanku.. pikirku.
Sebelum ibu hendak membukakan pintu, aku sudah berpesan padanya agar tidak menerima satupun orang temanku yang datang melihatku.
Dari jendela dalam kamar, aku melihat wajah Sarah yang berjalan dengan penuh kekecewaan.
Sebenarnya aku tidak tega melihatnya begitu, namun aku lebih tidak mao dia melihatku dengan tatapan kasihan.
Hari harus terus berlanjut. Aku tidak bisa mengurung diri di rumah terus. Aku mulai keluar, menatap dan menikmati indahnya matahari seperti kebiasaan yang dulu aku lakukan. Melihat pemadangan di sekeliling.
Mataku berhenti di sebuah sudut, di bawah pohon rindang di sebelah rumahku. Tempat favoritku bersama sarah, aku suka bercanda dengannya di bawah pohon itu. Perlahan tapi pasti aku mendorong kursi rodaku menuju bawah pohon.
Berusaha mengingat sebagian kenangan indahku yang telah berusaha aku lupakan. Ada sesuatu yang aneh pada pohon itu. namun apa?? Aku berpikir lebih keras sambil menatap tajam kea rah pohon.
Ah… dulu pohon ini tidak memiliki lubang sama sekali. Aneh, pikirku. Aku pun mengayuh kursi rodaku lebih cepat untuk melihat lebih jelas.
Benar. Sekarang pohon itu memiliki sebuah lubang di batangnya yang kuat. Rasa penasaran yang masih tersisa membuatku ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan pohon kenanganku.
Aku mulai memasukkan tanganku ke dalam lubang. Aku menemukan beberapa botol – botol kaca di dalamnya. Sepertinya ada seorang yang sengaja memasukkannya kesana. Aku mengangkat botol – botol tersebut dan menarik kertas – kertas yang ada di dalamnya.
* aku akan tetap disisimu, ketika kau membutuhkanku…
* terkadang dalam hidup kita harus berhadapan dengan seorang musuh yang bernama “ musibah”, tetapi kita akan melewatinya ketika kita membawa seorang teman bernama “ percaya diri”
* kehilangan langkah bebasmu, tidak berarti harus kehilangan setiap kesempatanmu yang ada di depan mata.
* tidak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya ketika kita membuat semuanya menjadi sempurna.
* tidak baik bagi kita apabila terus memandang ke langit, sekali – kali coba pandanglah ke bawah, maka kita akan mensyukuri segalanya.
* setiap orang di lahirkan menjadi pemenang.
*……….
“botol semangat” mungkin itulah yang ingin di berikan Sarah padaku. Selama ini ternyata Sarah terus memberikanku dukungan, dia tidak pernah meninggalkanku. Dia terus berharap aku dapat kembali seperti semula, menjadi orang yang selalu semangat dan penuh harapan..
Kukayuh kursi rodaku secepat pembalap internasional, aku menemukan kembali semangatku. Begitu masuk ke dalam rumah, aku segera memutar no telepon yang selama ini sangat inginku hubungi. Seorang wanita yang telah membuatku menyadari bahwa segalanya belum berakhir.
: )=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar